jaundiceinnewborns.net – Negara Peru telah mengalami periode instabilitas politik yang signifikan, dengan pergantian enam presiden dalam waktu delapan tahun, yang mencerminkan fluktuasi kekuasaan yang berkelanjutan di negara tersebut.
Dina Boluarte, yang di media internasional dikenal dengan nama belakangnya, telah menciptakan sejarah dengan menjadi presiden wanita pertama Peru, setelah mengambil alih jabatan dari pendahulunya, Pedro Castillo, yang dimakzulkan pada Desember 2022.
Penampilan Boluarte dengan jam tangan Rolex yang mahal telah memicu kegaduhan di kalangan publik dan politik, mempertanyakan kemungkinan ketidaksesuaian antara pendapatan resminya dan kemampuan untuk memiliki barang-barang bernilai tinggi.
Boluarte, yang berusia 61 tahun dan memiliki penghasilan tahunan yang dilaporkan sebesar US$ 55.000, telah menyatakan bahwa aset dan kekayaannya adalah hasil dari usaha keras sepanjang hidupnya.
Pemerintah Peru belum mengonfirmasi penerimaan laporan tentang aset Boluarte yang termasuk jam tangan Rolex tersebut, yang mengakibatkan tindakan dari penegak hukum.
Sebuah tim yang terdiri dari 40 personel kepolisian dan jaksa penuntut telah melaksanakan penggeledahan di rumah presiden sebagai bagian dari penyelidikan korupsi yang berlangsung.
Dilaporkan oleh AFP, kepolisian menyampaikan bahwa penggeledahan bertujuan untuk mencari dan menyita barang-barang terkait penyelidikan, dengan operasi tersebut disiarkan oleh media lokal.
Presiden tidak berada di tempat pada saat penggerebekan, yang terjadi setelah dimulainya penyelidikan mengenai kepemilikan jam tangan yang belum tercatat sebagai aset resmi.
Dalam gelombang yang mengejutkan, enam menteri dari kabinet Boluarte telah mengundurkan diri, menambah tekanan politik pada administrasi yang sedang diselidiki.
Victor Torres, Menteri Dalam Negeri, adalah menteri pertama yang mengumumkan pengunduran dirinya, menyusul penggerebekan yang dilakukan oleh polisi di bawah komandonya. Pengunduran dirinya diikuti oleh lima menteri lain yang bertanggung jawab atas bidang-bidang kunci seperti urusan wanita, pendidikan, dan perdagangan luar negeri.
Kejadian ini menyoroti tantangan akut yang dihadapi pemerintahan Boluarte, baik dalam hal integritas pribadi maupun stabilitas kabinetnya. Penyelidikan dan pengunduran diri tersebut menggambarkan dinamika yang kompleks dari politik Peru saat ini dan mencerminkan kebutuhan mendesak untuk transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.