Sape
Sape Yang Menjadi Senar Alunan Hutan Borneo dari Kalimantan Timur

jaundiceinnewborns.net – Sape, atau sering juga dieja “sapeh” atau “sampe,” adalah alat musik dawai yang menjadi ciri khas suku Dayak di Kalimantan. Instrumen ini merupakan simbol budaya dan alat komunikasi dalam kehidupan sosial masyarakat Dayak, khususnya di Kalimantan Timur. Dengan bentuknya yang unik dan suara yang melankolis, sape menghipnotis pendengar dan membawa mereka ke kedalaman tradisi dan alam Borneo. Artikel ini akan membahas pengertian, sejarah, dan makna alat musik sape dalam konteks sosial dan budaya Kalimantan Timur.

Pengertian Sape Kalimantan Timur

Sape adalah alat musik bertali yang dimainkan dengan cara dipetik, memiliki bentuk yang panjang dan sedikit melengkung mirip dengan perahu. Instrumen ini terbuat dari kayu solid yang diukir dari satu batang pohon, dengan senar yang dulunya terbuat dari serat tumbuhan dan sekarang lebih sering menggunakan senar gitar. Sape tradisional biasanya memiliki dua hingga empat senar, tetapi versi modern dapat memiliki hingga enam senar atau lebih untuk menambah jangkauan melodi.

Sejarah Sape

Sape awalnya digunakan oleh suku Dayak sebagai pengiring upacara ritual, seperti upacara penyembuhan dan perayaan panen. Instrumen ini juga berperan dalam penceritaan mitos dan legenda, serta menjadi sarana meditasi dan komunikasi dengan roh leluhur. Dalam beberapa dekade terakhir, sape telah menarik perhatian lebih luas dan menjadi bagian dari pertunjukan musik modern, menunjukkan adaptasi dan ketahanan budaya Dayak.

Cara Pembuatan Sape

  • Pemilihan Kayu: Kayu yang biasa digunakan adalah jenis kayu yang ringan dan memiliki resonansi yang baik, seperti kayu ulin atau kayu jackfruit.
  • Proses Pengukiran: Kayu diukir dengan hati-hati untuk membentuk badan sape yang tipis dan cekung, dengan lubang suara yang terletak di bagian tengah.
  • Pemasangan Senar dan Jembatan: Senar dipasang melintang di atas badan sape, dengan jembatan kecil yang mengangkat senar dari permukaan kayu.

Cara Bermain Sape

  • Teknik Memetik: Senar sape dipetik dengan menggunakan jari, kadang-kadang dengan plektrum, untuk menghasilkan melodi yang halus dan bergetar.
  • Penyeteman: Sape disetel berdasarkan skala pentatonis, yang umum ditemukan dalam musik tradisional Dayak.
  • Ekspresi Musikal: Pemain sape seringkali mengimprovisasi, menggabungkan pola ritmis dan melodi, menciptakan suasana yang menenangkan dan menyerap.

Peran Sape dalam Budaya Kalimantan Timur

  • Pengiring Upacara Adat: Sape masih digunakan dalam ritual tradisional dan upacara adat Dayak.
  • Pertunjukan Seni: Sape telah menjadi bagian dari pertunjukan seni, baik dalam bentuk tradisional maupun kolaborasi lintas genre.
  • Pelestarian Budaya: Instrumen ini menjadi simbol pelestarian budaya Dayak dan identitas Kalimantan Timur.