Indonesia kaya akan kuliner tradisional yang beraneka ragam. Salah satu hidangan yang sangat populer di seluruh Nusantara adalah makanan berkuah seperti soto dan coto. Trisula88 Keduanya sering disangka sama karena disajikan dalam bentuk sup yang hangat dengan isian daging dan bumbu khas. Namun, sebenarnya soto dan coto memiliki banyak perbedaan yang mencerminkan kekayaan budaya daerah asalnya. Artikel ini akan membahas perbedaan utama antara soto dan coto agar Anda tidak lagi keliru membedakannya.
Asal Usul dan Daerah Khas
Perbedaan paling mendasar antara soto dan coto terletak pada asal daerahnya. Soto adalah hidangan yang berasal dari Jawa, dan telah berkembang dengan berbagai versi di daerah lain seperti Soto Lamongan, Soto Betawi, dan Soto Kudus. Sedangkan coto berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Hidangan ini adalah kebanggaan masyarakat Bugis-Makassar dan menjadi simbol kekayaan rasa kuliner Sulawesi.
Bahan Dasar dan Bumbu
Soto biasanya menggunakan daging ayam atau sapi sebagai bahan utama, yang kemudian direbus dan disajikan dengan kuah bening atau santan. Kuah soto umumnya berwarna kuning karena menggunakan kunyit sebagai salah satu bumbu utama. Selain itu, soto juga dilengkapi dengan berbagai pelengkap seperti tauge, telur rebus, kentang goreng, hingga kerupuk.
Di sisi lain, coto Makassar memiliki kuah yang jauh lebih kental dan berwarna cokelat. Warna dan rasa kuah ini berasal dari penggunaan kacang tanah sangrai yang dihaluskan dan dicampur dengan rempah-rempah khas. Daging yang digunakan juga lebih bervariasi, seperti jeroan sapi (paruh, hati, babat, dan limpa) yang direbus lama hingga empuk. Rasa kuah coto lebih gurih dan kuat karena lama proses perebusannya dan perpaduan bumbu yang kompleks.
Cara Penyajian
Soto biasanya disajikan bersama nasi putih atau lontong, tergantung pada kebiasaan daerah masing-masing. Makanan ini sering ditaburi bawang goreng, daun seledri, dan disajikan dengan sambal serta perasan jeruk nipis untuk menambah kesegaran rasa.
Sementara itu, coto Makassar disajikan dengan burasa atau ketupat khas Makassar. Burasa adalah sejenis ketupat yang dimasak dengan santan, sehingga rasanya lebih gurih dibandingkan ketupat biasa. Penyajian ini membuat coto terasa lebih berat dan cocok disantap sebagai makanan utama.
Pengaruh Budaya
Soto merupakan hidangan yang lebih umum ditemukan di banyak daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki versi sotonya sendiri dengan modifikasi lokal sesuai bahan dan cita rasa masyarakat setempat. Soto adalah bukti nyata bagaimana satu makanan bisa beradaptasi dengan budaya berbeda.
Sebaliknya, coto Makassar lebih terjaga keasliannya. Meskipun telah menyebar ke kota-kota besar di Indonesia, rasa dan cara penyajiannya tetap mencerminkan budaya Sulawesi Selatan. Ini menunjukkan bagaimana coto menjadi identitas kuliner yang kuat dari daerah asalnya.
Kesimpulan
Meski sama-sama berkuah dan menggunakan daging, soto dan coto adalah dua hidangan yang sangat berbeda. Dari bahan dasar, bumbu, penyajian, hingga nilai budaya yang dikandungnya, masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Soto cenderung ringan dan fleksibel, sementara coto lebih pekat dan kaya rasa. Jadi, jika Anda menemukan keduanya dalam menu kuliner, kini Anda sudah tahu bedanya dan bisa memilih sesuai selera.